Sabtu, 01 Januari 2011

UPAYA KONSELOR MENGATASI KEBERANIAN KONSELI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi peserta didik dalam menjalani tugas perkembangannya.
Dalam proses layanan bimbingan konseling klasikal tidak sedikit masalah yang dihadapi konselor diantaranyasiswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pendapat dan atau bertanya, hal itu ternyata juga dialami oleh guru pada waktu proses pembelajaran. Dari hasil percakapan antara konselor dengan konsele pada waktu proses layanan secara klasikal, banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak mau bertanya atau mengemukakan pendapat dikarenakan mereka merasa takut, kurang percaya diri, malu dan tidak mengerti apa yang hendak ditanyakan.
W.Gulo mengatakan :” Tak jarang juga terdapat anggota yang tak berbicara, tak menyumbangkan pendapat, yang membuat kelompok menjadi kurang efisien dan kurang kohesif, hal ini bisa terjadi karena mereka merasa asing di dalam kelompok, rasa malu, takut berkata salah, merasa tertekan “ (2002:127)
Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas melalui pengembangan diri Bimbingan dan Konseling dengan judul:”Upaya Konselor dalam rangka meningkatkan keberanian konsele untuk mengemukakan pendapat melalui layanan bimbingan kelompok kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008“
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas banyak masalah yang dihadapi oleh konselor. Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Konsele dalam mengikuti layanan klasikal kurang mempunyai keberanian untuk menyampaikan pendapat
2. Layanan bimbingan konseling masih kurang optimal untuk mengentaskan masalah konsele.
3. Kepercayaan konsele terhadap guru BK atau konselor kurang baik
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana usaha konselor dalam meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat pada kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008 ?
2. Apakah Bimbingan kelompok dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat pada kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008 “
D. Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatasi agar anak mempunyai keberanian mengemukakan pendapat adalah melalui layanan bimbingan kelompok. Adapun teknik yang digunakan untuk layanan bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok. Dengan teknik diskusi kelompok yang dilaksanakan selama dua siklus diharapkan keberanian anak untuk mengemukakan pendapat dan keberanian bertanya dapat meningkat dan hasilnya diterapkan pada waktu mengikuti proses belajar mengajar.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui usaha konselor dalam meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat pada kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008
2. Ingin mengetahui usaha konselor dalam meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya pada kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008
3. Ingin mengetahui apakah Bimbingan kelompok dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat pada kelas 9A Semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008
F. Hipotesis Penelitia

Hipotesis yang diajukan yaitu: Jika layanan bimbingan kelompok dilakukan dengan maksimal maka keberanian siswa kelas 9 A semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur Ngawi tahun pelajaran 2007-2008 akan lebih meningkat
G. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Bagi Sekolah
Dapat menambah wawasan bagi para pendidik di lembaga sekolah pada khususnya dan semua pendidik pada umumnya.
2. Guru BK dan Guru mata pelajaran
Memberi sumbangan pemikiran kepada guru BK dan guru mata pelajaran tentang cara meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
3. Siswa
Agar siswa mempunyai keberanian mengemukakan pendapat dalam mengikuti pembelajaran atau dalam mengikuti kegiatan layanan Bimbingan konseling
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Layanan Bimbingan Kelompok
1. Pengertian layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dari sembilan layanan bimbingan Konseling yang membantu siswa, secara kelompok untuk membahas suatu topik yang berguna untuk perkembangan mereka baik masalah yang bersifat kelompok yaitu masalah yang dirasakan bersama anggota kelompok atau bersifat individual yaitu masalah yang dirasakan individu dalam kelompok.
Menurut I. Djumhur layanan bimbingan kelompok yaitu:”Teknik bimbingan yang dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah dengan melakukan kegiatan kelompok” (1975:106)
Pengertian layanan bimbingan kelompok menurut pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:” layanan ini memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan nara sumber atau membahas secara bersama-sama suatu topik yang berguna untuk perkembangan mereka baik sebagai individu maupun anggota kelompok”. (2004:14)
Sesuai dengan pendapat-pendapat di atas, maka yang dimaksud layanan bimbingan kelompok dalamk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. bahwa layanan bimbingan kelompok adalah salah satu teknik untuk membantu siswa
b. kegiatan layanan bimbinan kelompok diberikan kepada sekelomopk siswa atau dapat diberikan kepada beberapa kelomok
c. setiap kelompok membahas masalah atau topik yang berguna membantu perkembangan konsele
2. Tujuan Layanan Bimbingan kelompok
Menurut Prayitno tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu :”membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta “.(2004:3)
Jadi menurut Prayitno layanan bimbingan kelompok yang dibahas adalah masalah-masalah yang sedang atau baru ngetren saat itu, namun demikian tidak menutup kemungkinan masalah yang dibahas atas usul siswa atau kelompok.
3. Langkah-langkah atau tahap penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok
Menurut Prayitno tahap-tahap penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok adalah :” tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran”. (2004: 18). Tahap-tahap tersebut di atas dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Tahab pembentukan yaitu tahapan untuk membentuk kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama
b. Tahab peralihan yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok
c. Tahap kegiatan yaitu kegiatan inti untuk membahas topik-topik tertentu.
d. Tahap pengakhiran yaitu kegiatan akhir untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
4. Tehnik Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut I. Djumhur teknik-teknik bimbingan ada delapan yaitu:” Home room program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama, psikodrama dan remedial teaching“( 1975:106)
Dari pendapat Djumhur tentang teknik-teknik bimbingan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Home room program yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien
b. Karyawisata yaitu salah satu tehnik bimbingan kelompok yang berfungsi sebagai kegiatan rekreasi
c. Diskusi kelompok yaitu suatu cara dimana murid-murid akan mendapatkan kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.
d. Kegiatan kelompok yaitu suatu cara dimana kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi sebaik-baiknya
e. Organisasi murid yaitu suatu cara dimana setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar berbagai spek kehidupan sosial.
f. Sosiodrama adalah suatu tehnik di dalam memecahkan masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran
g. Psikodrama yaitu suatu tehnik untuk memecahkan masalah psikis yang dialami individu
h. Remedial teaching yaitu suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah kesulitan belajar.
B. Keberanian siswa
1. Pengertian keberanian mengemukakan pendapat
Menurut Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa keberanian adalah :”mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya/masalah”(1988:105).
Pendapat di atas dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
Orang mempunyai keberanian itu karena mereka mempunyai rasa percaya diri dan yakin.terhadap kemampuannya, sebaliknya jika siswa tidak mempunyai rasa percaya diri dan tidak yakin terhadap kemampuannya maka mereka akan merasa serba salah, dan ragu
Jadi yang dimaksud keberanian mengemukakan dalam penelitian ini adalah: keberanian anak dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses layanan bimbingan kelompok yang sedang dilaksanakan.
2. Keberanian anak dalam proses pembelajaran
Siswa sebagai makluk sosial akan selalu berinteraksi dengan orang lain, proses pembelajaran di kelaspun anak akan berhubungan dengan orang lain yaitu: interaksi antara teman dengan teman, dan interaksi antara guru dengan siswa. Bentuk interaksi siswa dengan guru ditentukan oleh seberapa besar keberanian siswa untuk menampakannya. Dalam proses interaksi antara guru dan siswa pada waktu pembelajaran banyak reaksi yang ditampakan oleh siswa. Reaksi itu antara lain: ada siswa yang mengemukakan pendapat yang lain mendengarkan, ada siswa yang bertanya dan ada yang menjawab, ada yang berbicara penuh emosi ada juga yang mendebat namun dilain pihak tidak sedikit yang hanya diam dan sebagai pendengar saja dan lain sebagainya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Tulus :” Dalam pembelajaran kita, siswa masih banyak yang pasif dan belum berani mengutarakan gagasan, siswa hanya terbiasa sebagai pendengar dan guru banyak mendominasi percakapan dalam pembelajaran”(2004:2)..
3. Kerangka Pikiran
Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu cara membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya melalui kegiatan kelompok. Kegiatan kelompok dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dalam membahas masalah yang ada di dalam kelompok sebaik-baiknya. Dalam membahas masalah yang ada di kelompok dengan dibimbing dengan sebaik-baiknya dapat menambah motivasi siswa untuk lebih berani berbicara atau mengemukakan pendapat.
Dengan seringnya siswa berbicara atau mengemukakan pendapat di dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah, maka siswa akan semakin percaya diri, kalau siswa sudah mempunyai rasa percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, maka siswa akan mempunyai keberanian untuk bertanya atau mengemukakan pendapat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penentuan rancangan penelitian didasarkan pada keinginan peneliti untuk meningkatkan keberanian siswa/konsele dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman pada siswa kelas 9A semester I SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap rancangan penelitian ini dengan alur pokok sebagai berikut: 1. Refleksi awal; 2 perencanaan; 3 pelaksanaan tindakan; 4 pengamatan; 5 refleksi dan 6 perancangan ulang.
1. Rancangan Siklus I
a. Refleksi awal
Peneliti mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas 9 A semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sering mengalami hambatan misalnya konsele belum mau terbuka pada konselor, pada waktu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok masih sedikit siswa yang berani mengemukakan pendapat, bertanya atau menanggapi pendapat teman
b. Penyusunan Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan dititik beratkan pada peningkatan keberanian siswa
dalam diskusi kelompok dengan menentukan indikator keberanian siswa/konsele dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman melaui layanan bimbingan kelompok.
Adapun rencana tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan indikator layanan bimbingan kelompok yang akan dicapai yaitu antusias konsele dalam mengikuti layanan, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan keberanian siswa dalam menanggap pendapat teman
2) Menjabarkan indikator-indikator yang akan dicapai oleh konsele/siswa yakni mengemukakan pendapat dan keberanian siswa dalam menanggap pendapat teman melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok. adapun permasalahan yang akan dipecahkan konsele melalui diskusi kelompok adalah Identitas Jenis Kelamin manusia
3) Merumuskan kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagai berikut:
a) Tahab awal yaitu tahapan untuk membentuk kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b) Tahab peralihan yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok
c) Tahap kegiatan yaitu kegiatan inti untuk membahas topik tentang Identitas jenis kelamin
d) Tahap pengakhiran yaitu kegiatan akhir untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
4). Menentukan media layanan bimbingan kelompok berupa format
5). Menyusun alat pengumpul data berupa format observasi, pedoman
wawancara, dokumentasi
c. Pelaksanaan tindakan ( acting )
Semua rencana yang telah disiapkan diterapkan di lapangan sesuai dengan Satuan layanan yang telah rencanakan yaitu:
1) Kegiatan awal
Pelaksanaanya Satu kelas dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelomopok I, III, dan V terdiri dari siswa putri, kelompok II, IV, dan VI terdiri dari siswa laki-laki
2) Kegiatan peralian
Dengan pembagian tugas sebagai berikut:
a) kelompok 1 diminta untuk menyebutkan keuntungan menjadi seorang perempuan
b) Kelompok III diminta untuk menyebutkan kerugian menjadi seorang perempuan
c) Kelompok V diminta membandingkan enak jadi perempuan atau laki-laki dengan alasan yang tepat
d) Kelompok II diminta untuk menyebutkan keuntungan menjadi seorang laki-laki
e) Kelompok IV diminta untuk menyebutkan kerugian menjadi seorang laki-laki
f) Kelompok VI diminta untuk menyebutkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan
3) Kegiatan inti
a) setelah kelompok dibentuk kemudian konselor menyuruh siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing
b) selanjutnya konselor memberi informasi cara belajar kelompok ( diskusi ) termasuk aturan berdiskusi
c) pelaksanaan diskusi
d) konselor berkeliling memantau pelaksanaan diskusi
e) Setelah selesai diskusi kelompok, Konselor menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi pada diskusi kelas
f) Audien dapat mengajukan pertanyaan, menanggapi, bahkan menentang pendapat temannya
4) Kegiatan akhir
a) Konselor menyuruh konsele/siswa untuk membuat kesimpulan
b) Konselor menutup kegiatan dan memberi informasi bahwa kegiatan ini dilanjutkan minggu berikutnya.
d. Pengamatan Tindakan ( Observasi )
Yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan
1) Konselor melakukan obsevasi kegiatan diskusi kelompok siswa
2) Yang diobservasi reaksi siswa dalam pelaksanaan diskusi kelompok dan diskusi kelas yang meliputi :
a) Antusias konsele dalam diskusi kelompok
b) keberanian konsele mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok
c) keberanian siswa menanggapi teman dalam diskusi kelas
e. Analisis data dan refleksi siklus I
Data hasil pengamatan kemudian dianalisis bersama teman sejawat dalam kegiatan tersendiri yang bertempat di ruang Bimbingan dan konseling, guna mengengetahui perubahan/peningkatan keberanian siswa/konsele. Selanjutnya hasil analisis data yang diperoleh dari hasil observasi dari siklus I disimpulkan dan hasilnya dipakai sebagai dasar untuk melakukan rancangan ulang pada siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Penyusunan rencana Tindakan siklus II
Rencana tindakan siklus II disusun peneliti berdasarkan hasil refleksi siklus I. Rencana tindakan tetap dititik beratkan pada peningkatan keberanian siswa dalam diskusi kelompok dengan menentukan indikator yang harus dicapai siswa yaitu tetap meningkatkan keberanian siswa/konsele dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman melalui layanan bimbingan kelompok namun permasalahan yang harus dipecahkan siswa tidak sama yaitu Gender dan seks
Adapun rencana tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan indikator layanan bimbingan kelompok yang akan dicapai yaitu keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan keberanian siswa dalam menanggap pendapat teman
2) Menjabarkan indikator-indikator yang akan dicapai oleh konsele/siswa yakni mengemukakan pendapat dan keberanian siswa dalam menanggapi pendapat teman melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok. adapun permasalahan yang akan dipecahkan konsele melalui diskusi kelompok adalah Gender dan seks
3) Merumuskan kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagai berikut:
a) Tahab awal yaitu tahapan untuk membentuk kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b) Tahab peralihan yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok
c) Tahap kegiatan yaitu kegiatan inti untuk membahas topik tentang Gender dan seks
d) Tahap pengakhiran yaitu kegiatan akhir untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta
merencanakan kegiatan selanjutnya.
4). Menentukan media layanan bimbingan kelompok
5). Menyusun alat pengumpul data berupa observasi, dokumentasi
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan Layanan bimbingan kelompok berdasarkan satuan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan Layanan bimbingan kelompok siklus II merupakan perbaikan dan penyempurnaan siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Seperti halnya pada siklus I yaitu Satu kelas dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok I, III, dan V terdiri dari siswa putra, kelompok II, IV, dan VI terdiri dari siswa putri
2) Kegiatan peralian
Dengan pembagian tugas sebagai berikut:
a) kelompok I membuat daftar pekerjaan perempuan yang dapat dilakukan oleh laki-laki
b) Kelompok III membuat daftar pekerjaan perempuan yang dapat tidak dapat dikerjakan laki-laki
c) Kelompok II membuat daftar pekerjaan laki-laki yang dapat dilakukan oleh perempuan
d) Kelompok V membuat daftar pekerjaan laki-laki yang tidak dapat dilakukan oleh perempuan
e) Kelompok III dan VI berdiskusi untuk membuat daftar pekerjaan baik perempuan maupun putri sehingga dapat diketahui mana yang merupakan peran kodrat dari jenis kelamin dan mana yang gender
3) Kegiatan inti
a) setelah kelompok dibentuk kemudian konselor menyuruh siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing
b) memberi informasi cara belajar kelompok ( diskusi ) termasuk aturan berdiskusi
c) pelaksanaan diskusi
d) konselor berkeliling memantau pelaksanaan diskusi
e) Setelah selesai diskusi kelompok, Konselor menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi pada diskusi kelas
f) Audien dapat mengajukan pertanyaan, menanggapi, bahkan menentang pendapat temannya
4) Kegiatan akhir
a) Konselor menyuruh konsele/siswa untuk membuat kesimpulan
b) Konselor menutup kegiatan dan memberi informasi bahwa kegiatan ini dilanjutkan minggu berikutnya.
c. Pengamatan Siklus II
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok yang meliputi : antusias konsele dalam mengikuti layanan bimbingan kelimpok dengan teknik diskusi, keberanian konsele dalam mengemukakan pendapat dan keberanian siswa untuk menanggapi pendapat teman
d. Analisis dan Refleksi Siklus II
Dari hasil observasi dari peneliti dan pengamat dari teman sejawat , dilakukan analisis data untuk mengetahui ketecapaian indikator layanan konseling kelompok. Hasil observasi dari siklus I dan II dianalisis, didiskusikan serta dibandingkan, apakah terjadi peningkatan antusias konsele, keberanian konsele dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman. Selanjutnya dilakukan refleksi terhadap tindakan siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dibuat peneliti dan pengamat , maka disusun kesimpulan hasil penelitian.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah kelas 9A semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur tahun pelajaran 2007-2008 dengan jumlah siswa 35
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi yang digunakan untuk mencari data tentang reaksi konsele dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok
2. Dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang identitas konele kelas 9 A dan untuk mengetahui peningkatan keberanian konsele dalam diskusi kelompok dengan mengunakan format yang telah disiapkan
3. Wawancara digunakan untuk mencari data yang bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu teknik analisis Diskripsi kwaalitaif berdasarkan observasi keberanian konsele dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok, kemudian direfleksikan dan dianalisa,selanjutnya dilaksanakan tindakan berikutnya.
Kegiatan analisa data mempergunakan pedoman bahwa meningkatnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman diindikasikan dengan tercapainya indikator keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok sebagai berikut:
1. Konsele menunjukkan sikap antusias dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok
2. Konsele mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3. Konsele mempunyai keberanian untuk menanggapi pendapat teman
Rumus menentukan prosentase kemampuan konsele dalam mengikuti layanan bimbimbgan kelompok adalah:
Konsele yang mempunyai keberanian x 100%
Konsele anak yang hadir
Kemampuan konsele dalam mengikuti bimbingan kelompok, masing-masing indikator dikreteriakan sebagaimana tertera dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kreteria Keberhasilan Layanan Bimbingan Kelompok setiap indikator
Masing-masing indikator dinyatakan berhasil ada peningkatan jika rata-rata prosentase masing-masing indikator lebih dari 75%, sebaliknya masing-masing indikator dinyatakan belum berhasil meningkat jika rata-rata prosentase masing-masing indikator kurang dari 75 %
E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan layanan bimbingan kelompok memberi kesempatan kepada semua konsele untuk memecahkan masalah yang dialami oleh kelompok. tentu saja kegiatan ini sangat menarik karena konsele dengan bebas dapat mengemukakan pendapatnya dan bebas untuk menanggapi pendapat teman. Dengan demikian kemampuan yang dimiliki konsele dalam kegiatan kelompok akan nampak dengan jelas siapa yang mempunyai keberanian dan siapa yang tidak mempunyai keberanian. Dengan adanya keberanian temannya maka konsele yang lain akan merasa terdorong sehingga akan muncul keberanian dari konsele.tesebut
Setelah konsele mengalami kegiatan layanan bimbingan kelompok pada siklus I terbukti memberikan dampak yang positif hal ini dapat diindikasikan sebagai berikut:
a. antusias konsele dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok
b. kesungguhan konsele dalam memecahkan masalah dengan kelompok
c. konsele mempunyai keberanian mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman walaupun masih ada konsele yang belum berani mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat teman.
Hasil analisis dari pengamat dan peneliti pada siklus I adalah seperti tercantum dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Reaksi Konsele Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siklus I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Recent Comments

Recent Posts

PAKDE HARTO SMP PANGKUR | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Dhe Template. Supported by Cash Money Today and Forex Broker Info