Sabtu, 01 Januari 2011

UPAYA KONSELOR MENGATASI MASALAH KONSELI MELALUI KONSELING KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan Bimbigan Konseling dari sembilan Layanan yang diterapkan di sekolah. Konseling Kelompok merupakan pendekatan kepada siswa dengan cara kelompok
Masalah pribadi adalahmasalah yang bersifat hubungan antar pribadi dan sosial, dengan demikian pendekatan kelompok menjadi lebih bermanfaat nyata dalam menangani masalah pribadi. Pendekatan kelompok tidak hanya bermanfaat bagi orang yang mempunyai masalah saja melainkan bermanfaat juga bagi orang yang tidak mempunyai masalah. Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono: pendekatan kelompok:” dapat menciptakan dan membantu suasana saling percaya, memperhatikan, memahami, menerima dan mendukung yang memungkinkan anak untuk mengungkapkan masalah pribadi mereka dengan teman-teman sebaya dan konselor” (2005:259)
Di SMP Negeri 1 Pangkur kabupaten Ngawi banyak masalah yang dihadapi siswa, namun kadang-kadang siswa sendiri tidak merasa kalau dirinya mempunyai masalah, sehingga Konselor sering menunjukkan kepada siswa bahwa perilaku yang dilakukan sebenarnya termasuk penyimpangan.
Mengingat seringnya konselor menunjukkan penyimpangan yang dilakukan siswa sehingga siswa yang masuk ke ruang Bimbingan sudah menganggap dirinya atau orang lain telah melakukan penyimpangan. Untuk mengatasi anggapan-anggapan tersebut, maka konselor akan melakukan layanan dengan pendekatan kelompok agar siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Sri Esti Wuryani Djiwandono kembali mengatakan:”Para konselor terapis Psikolog yang bekerja dalam klinik menggunakan terapi kelompok untuk membantu anak menghadapi berbagai masalah emisi dan tingkah laku” (2005:259), Dengan mendasar pada fenomena dan pendapat di atas penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas melalui layanan konseling kelompok untuk mengentaskan masalah pribadi yang dihadapi oleh siswa/konsele
Pelaksanaan Konseling Kelompok melalui kegiatan klasikal (masuk kelas) dengan waktu dua jam pelajaran seperti halnya guru mata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pelaksanaan layanan konseling kelompok ?
2. Apakah konsele mau mengungkapkan masalah pribadi yang di alami dalam konseling kelompok ?
3. Apakah layanan konseling kelompok dapat mengentaskan masalah pribadi konsele ?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui proses pelaksanaan layanan konseling kelompok
2. Ingin mengetahui kemauan konsele mengungkapkan masalah pribadinya dalam konseling kelompok
3. Ingin mengentaskan masalah pribadi konsele dengan menggunakan layanan konseling kelompok
D. Hipotesis Tindakan
Jika konseling kelompok dilaksanakan secara optimal maka masalah pribadi yang dihadapi oleh siswa akan dapat dientaskan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi konsele
a. Agar konsele mempunyai pemahaman bahwa Bimbingan dan konseling membantu konsele dalam mengentaskan masalah
b. Agar konsele mempunyai pemahaman bahwa Konselor bukan polisi sekolah
c. Agar konsele mempunyai kemauan untuk mengemukakan masalahnya di dalam konseling kelompok
d. Agar konsele aktif berpartisipasi dalam mengikuti layanan konseling kelompok
2. Bagi konselor
a. Ditemukannya layanan konseling kelompok yang lebih tepat.
b. Terungkapnya masalah yang di alami oleh konsele dalam kelompok
c. Terbahasnya masalah yang diungkapkan secara mendalam dan tuntas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan usaha bantuan yang diberikan kepada individu dalam suasana kelompok agar dapat menjalani perkembangannya lebih optimal dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Fungsi konseling kelompok adalah pengentasan, sedangkan tujuan konseling kelompok adalah agar siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok (Sumantri, 1997:2).
Langkah-langkah penyelenggaraan konseling kelompok menurut Sumantri (1997: ada empat tahap yaitu: Tahap pengawalan/pembentukan Tahap perlihan Tahap kegiatan tahap pengakhiran
1. Tahap pengawalan/pembentukan
Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah:
a. mengungkapkan pengertian, tujuan, cara pelaksanaan dan asas-asas konseling kelompok
b. terjadinya saling memperkenalkan diri antara sesama anggota kelompok
c. melakukan permainan ringan agar terjadi suasana akrap dan gembira
2. Tahap perlihan
Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah:
a. terbebasnya kelompok dari rasa enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya
b. semakin mantapnya suasana kelompok dan terjadinya kebersamaan dalam kelompok
c. semakin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan
3. Tahap kegiatan
Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah:
a. terungkapnya masalah yang dirasakan, dipikirkan dan dialami siswa
b. terbahasanya masalah yang diutarakn dan tuntas
c. ikut sertanya anggota kelompok secara aktif
4. Tahap pengakhiran
Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah:
a. terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok
b. terungkapnya hasil kegiatan kelompok
c. terumusnya rencana kegiatan lebih lanjut
d. tetap terasanya hubungan kelompok meskipun kegiatan diakhiri
B. Bimbingan Pribadi
Pelayanan Bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, mandiri, bertanggung jawab, memiliki konsep diri, menerima dan menghargai keunikan ciri-ciri dan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani (Depdiknas, 2004:7)
Layanan konseling kelompok dalam bimbingan pribadi menurut petunjuk Depdikbud (1997:11) membahas dan mengentaskan masalah pribadi siswa seperti:
1. kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Pengenalan dan penerimaan perubahan, perkembangan, pertumbuhan Fisik dan Psikis
3. pengenalan tentang kekuatan diri sendiri
4. pengenalan tentang kelemahan diri sendiri
5. kemampuan mengambil keputusan
6. perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat
7. menggambarkan nila-nilai pribadi yang dianggap penting
8. belajar menelaah batas-batas tanggung jawab diri
C. Pengaruh konseling kelompok pada Bimbingan pribadi
Konseling kelompok merupakan usaha bantuan yang diberikan kepada individu dalam suasana kelompok agar dapat menjalani perkembangannya lebih optimal dengan memanfaatkan dinamika kelompok
Pelayanan Bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, mandiri, bertanggung jawab, memiliki konsep diri, menerima dan menghargai keunikan ciri-ciri dan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani
Usia SMP merupakan masa peralian dari masa kanak-kanak ke masa remaja, masa peralian merupakan masa yang belum mempunyai kepastian yaitu mereka tidak mau disebut anak-anak namun juga belum menerima kalau disebut masa remaja . Hubungan sosial anak usia di SMP sangat baik mereka, lebih percaya kepada teman dari pada guru atau orang tua, mereka mempunyai hoby berkelompok seusianya. Hal ini seperti yang dikatakan Sri Esti Wuryani Djiwandono yaitu kelompok dapat menciptakan dan membantu suasana saling percaya, memperhatikan, memahami, menerima dan mendukung yang memungkinkan anak untuk mengungkapkan masalah pribadi mereka dengan teman-teman sebaya dan konselor” (2005:259)
Melihar fenomena di atas konseling kelompok pengaruhnya sangat baik untuk mengentaskan masalah yang dihadapi siswa hal ini mengingat teman lebih dipercaya ari pada orang tua
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangkur Kabupaten Ngawi dan waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2006
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitiannya adalah siswa kelas 9A semester 1 SMP Negeri 1 Pangkur kecamatan Pangkur kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2006-2007
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan upaya menguji coba ide-ide kedalam praktek untuk memperbaiki ataau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi (Kemmis, dalam Zuriah, 2003).
Kegiatan penelitian dirancang sampai dengan dua siklus dengan alur pokok sebagai berikut: refleksi awal, Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, Refleksi, dan Perancangan ulang.
1. Rancangan Siklus I
a. Refleksi awal
Dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling masih ada konele yang enggan, ragu untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi dengan sebenarnya kepada konselor sehingga permasalahan yang dihadapi oleh konsele banyak yang belum tuntas akibatnya masih banyak konsele yang belum memahami dirinya sendiri
b. Penyusunan rencana tindakan siklus I
Indikator yang hendak dicapai dalam pelaksanaan konseling kelompok yaitu:
1) Keakrapan kelompok
2) Minat mengikuti bimbingan
3) Perasaan bebas/terbuka
4) Terbebasnya rasa malu
5) Terbebasnya rasa enggan
6) Keprcayaan sesama anggota
7) Rasa kebersamaan kelompok
8) Mengungkapkan masalah
9) Pembahasan masalah
10) Partisipasi anggota
11) Kesan-kesan anggota kelomp
12) Hasil kegiatan kelompok
Merumuskan pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok melalui tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran
Media yang digunakan adalah gambar tempat duduk konseling kelompok sedangkan alat pengumpul data berupa instrumen observasi dan intrumen angket
c. Pelaksanaan tindakan siklus I
Pelaksanaan kegiatan konseling kelompok berpedoman pada Skenario Satuan Layanan dengan proses konseling kelompok sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan
• Membentuk kelompok konseling tiap kelompok tujuh konsele
• Setelah konsele bergabung dengan kelompoknya maing-masing konselor menjelaskan pengertian, tujuan, cara pelaksanaan dan asas-asas konseling kelompok
• Melakukan permainan agar terjadi suasana akrap dan gembira antara anggota kelompok
2) Tahap Peralihan
• Setelah anggota kelompok benar-benar sudah akrap dan saling percaya serta saling membutuhkan selanjutnya konselor menawarkan kepada setiap kelompok, apakah sudah siap dengan kegiatan konseling kelompok
• Setelah konsele mengatakan sudah siap maka kegiatan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya
3) Tahap kegiatan
• Setelah konsele benar-benar siap maka konselor mengajak anggota konsele untuk mengungkapkan masalahnya kepada kelompoknya
• Setelah konsele mengutarakan masalahnya selanjutnya konselor mengajak diskusi tentang masalah mana yang perlu dibahas terlebih dahulu
• Selanjutnya membahas masalah yang dihadapi konsele sesuai dengan prioritas yang sudah ditentukan sebelumnya.
4) Tahap pengakhiran
• Konselor memberitahukan bahwa kegiatan akan berakhir
• Konselor mengajak konsele untuk menyampaikan kesan-kesan dengan cara meberikan angket kepada siswa untuk diisi
• Setelah selesai mengisi angket konselor membahas kegiatan berikutnya dan mengemukakan pesan dan harapan
d. Pengamatan siklus I
Selama konseling kelompok berlangsung diadakan pengamatan oleh kolaborator. untuk memudahkan pengamatan setiap konsele memamaki tanda pengenal yaitu nama yang ditempel di atas saku. adapun pengamataan dilaksanakan pada:
1) Tahap awal
2) Tahap peraliahan
3) Tahap kegiatan
4) Tahap pengakhiran
e. Analisis dan Refleksi siklus I
Dari hasil pengamatan atau observasi dilakukan analisis data bersama dengan kolaborator. Data yang diperoleh melalui observasi pada siklus I dievaluasi dengan cara data dikumpulkan dan kemudian dianalisa. Berdasarkan hasil evaluasi, konselor dapat merefleksi diri dalam proses konseling kelompok yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi akan ditemukan kelebihan dan kelemahan kegiatan konseling kelompok. Dengan ditemukan kelemahan-kelemahan pada siklus I, maka konselor bersama kolaborator menentukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II
2. Rancangan Siklus II
a. Penyusunan rencana tindakan siklus II
Rencana tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi I, tahap-
tahap kegiatan konseling kelompok masih sama seperti siklus I sedangkan tempat konseling dirubah yang semula di kelas dan pada siklus II ini akan diadakan diluar kelas, hal ini merupakan permintaan dari sejumlah konsele.
b. Pelaksanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan kegiatan konseling kelompok tetap berpedoman pada Skenario Satuan Layanan dengan proses konseling kelompok sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan
• Dalam tahap ini pelaksanaan masih tetap di kelas
• Konsele bergabung dengan kelompoknya maing-masing selanjutnya konselor menjelaskan secara singkat pengertian, tujuan, cara pelaksanaan dan asas-asas konseling kelompok seperti halnya pada siklus I
• Mengingat kelompok sudah saling akrap, maka konselor berusaha agar konsele merasa memiki kelompoknya dengan cara memberi permainkan antar kelompok seperti hanya perlombaan sehingga konsele akan mempertahankan nama baik kelompok
2) Tahap Peralihan
• Setelah anggota kelompok benar-benar sudah akrap dan saling percaya serta saling membutuhkan dan saling merasa memiliki kelompoknya selanjutnya konselor menawarkan kepada setiap kelompok, apakah sudah siap dengan kegiatan konseling kelompok
• Setelah konsele mengatakan sudah siap maka kegiatan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya, namun kegiatan dilanjutkan di luar kelas dengan mencari tempat di bawah pohon yang rindang
3) Tahap kegiatan
• Sebelum semua konsele keluar konselor mempunyai permintaan agar tidak mengganggu kelas yang lain dan setibanya di tempat masing-masing kelompok dapat mengungkapkan permaslahannya dengan dipimpin oleh salah satu konsele yang telah dipilih sebelumnya.
• Setelah konsele mengutarakan masalahnya selanjutnya konselor mengajak diskusi tentang masalah mana yang perlu dibahas terlebih dahulu seperti halnya pada siklus I
• Selanjutnya membahas masalah yang dihadapi konsele sesuai dengan prioritas yang sudah ditentukan sebelumnya.
4) Tahap pengakhiran
• Konselor memberitahukan bahwa kegiatan akan berakhir
• Tahap pengakhiran dilaksanakan di dalam kelas
• Konselor mengajak konsele untuk menyampaikan kesan-kesan dengan cara meberikan angket kepada siswa untuk diisi
• Setelah selesai mengisi angket konselor membahas kegiatan berikutnya dan mengemukakan pesan dan harapan
c. Pengamatan siklus II
Selama konseling kelompok berlangsung diadakan pengamatan oleh kolaborator. adapun pengamataan dilaksanakan pada:
1) Tahap awal
2) Tahap peraliahan
3) Tahap kegiatan
4) Tahap pengakhiran
d. Analisis dan Refleksi siklus II
Dari hasil pengamatan atau observasi dilakukan analisis data bersama dengan kolaborator. Data yang diperoleh melalui observasi pada siklus II dievaluasi dengan cara data dikumpulkan dan kemudian dianalisa. Berdasarkan hasil evaluasi-refleksi siklus II konselor dapat merefleksi diri dalam proses konseling kelompok yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi siklus II maka disusun kesimpulan hail penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi langsung yang digunakan untuk mengamati konsele pada saat kegiatan layanan konseling kelompok
2. Angket yang digunakan untuk mengetahui minat konsele dalam kegiatan konseling kelompok
E. Analisis data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi siswa dalam mengikuti layanan konseling kelompok dengan mempertimangkan hasil dari angket siswa.
Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dari hasil diklat guru pembimbing SLTP Negeri / Swasta Jawa Timur bahwa tujuan konseling
kelompok tercapai apabila:
1. Terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok
2. Terbahasnya masalah dan topik yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas
3. Ikut sertanya anggota secara aktif dan dinamis dalam membahas masalah atau topik, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan
F. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian sebagaimana dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Recent Comments

Recent Posts

PAKDE HARTO SMP PANGKUR | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Dhe Template. Supported by Cash Money Today and Forex Broker Info